Rabu, 30 Juli 2008

E-Commerce

website : http://www.tibran-yusuf.com
>>> Back
Pendahuluan.
Usaha yang menggunakan internet merupakan suatu usaha yang sangat unik, karena hanya dengan satu media, company dapat melakukan usaha/bisnis baik dengan sesama company (business to business/B2B) atau langsung berbisnis dengan konsumennya (business to customer/B2C). Mereka dapat melakukan promosi produk, melakukan tanya jawab antara produsen dan konsumen yang dilakukan secara aktif.
Usaha dalam hal ini lebih disorot pada bagian pembelian dan penjualan produk secara online. Melalui internet sebagai media elektronik koneksi para konsumen juga dapat mengetahui service– service lain yang dapat diperoleh dari sebuah company. Dan tentunya adanya teknologi yang semakin meningkat membuat para konsumen merasa setiap saat berada dalam situasi “pasar” yang dapat memenuhi segala keperluan hanya dengan sebuah perangkat komputer den service internet yang mendukung.

Latar Belakang Masalah
Proses jual beli cenderung membolehkan suatu tempat, dimana pembeli dan penjual harus bertemu. Namun proses tersebut sudah dapat diminimalisasikan hanya dengan sarana internet yang menghubungkan antara pembeli dan enjual yang berbeda tempat. Proses ini sering disebut “business to customer”.
Banyak company yang berkembang mulai mengaplikasikan service e-commerce ini karena dirasa sangat menguntungkan dan lebih efektif baik dari segi waktu maupun tenaga. Dan ditinjau dari segi pendapatan company, metode ini dapat meningkatkan hingga lebih dari 2 kali lipat dari jumlah semula. Maka diharapkan Indonesia dapat menggunakan aplikasi service internet sebagai salah satu jawaban terhadap metode penjualan yang mudah.
Adapun yang perlu kita pahami lebih jauh mengenai metode yang memudahkan kita bertransaksi antara lain: arti dan penjelasan mengenai business to business business to customer, goverment to busuness kelebihan dan kekurangan dari jenis–jenis service business to customer dan fungsi dan keuntungan dari bisness e-commerce



Apa itu E-Commerce ?
E-Commerce adalah semua aktivitas bisnis atau perdagangan, melalui media elektronik pada umumnya dan Internet pada khususnya. Secara teknis e-commerce dapat berupa transaksi lewat internet, tele-education, teletext dan lain-lain.

Manfaat dan Resiko
Manfaat apa yang bisa diambil bila kita berbisnis dengan menggunakan E-Commerce ?
• Revenue stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan, yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
• Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
• Menurunkan biaya operasional (operating cost).
• Melebarkan jangkauan (global reach)
• Meningkatkan customer loyality.
• Meningkatkan supplier management.
• Memperpendek waktu produksi.
• Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).

Adakah resiko yang mungkin terjadi bila berbisnis E-Commerce ?
Resiko E-Comerce dapat terjadi karena penyalahgunaan dan kegagalan sistem yang terjadi, terdiri atas :
• Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan, misal seseorang telah menghancurkan/ mengganti semua data finansial yang ada.
• Pencurian informasi rahasia yang berharga, misal pencurian terhadap kepemilikan teknologi, informasi pemasaran atau informasi yang berhubungan dengan kepentingana konsumen
• Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan peservice, misal gangguan yang bersifat nonteknis, seperti aliran listrik mati.
• Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak, misal seorang hacker berhasil membobol sistem perbankan dengan berhasil memindahkan sejumlah rekening orang lain ke dalam rekening peribadinya.
• Kehilangan kepercayaan dari para konsumen, misal seringnya terjadi gangguan pada jaringan yang menyebabkan akses gagal.
• Kerugian-kerugian yang tak terduga, misal gangguan terhadap transaksi bisnis, akibat kesalahan faktor manusia atau kesalahan perangkat.


Bagaimana Pasar E-Commerce ?
Tahun 1997
• 8 milliar US$ jumlah transaksi di web
• Terdapat 55,000 situs web komersial
Perkiraan tahun 2002 ?
• Akan terjadi 327juta transaksi di web (terus bertambah 3987 %)
• Lebih dari 100,000 situs web komersial
Issue di United States
• E-commerce menjadi kekuatan utama pembangunan di Amerika Serikat
• Pasar On-line untuk pembayaran, eceran, dan perjalanan diharapkan tumbuh menjadi US$265 juta pada 2002 dari US$37 juta pada tahun 1998
Issue di Asia
• Asia merupakan salah satu pasar internet terbesar di dunia
• Kepedulian yang tinggi dan ketertarikan untuk terhubung secara on-line European (1998)
• Pendapatan E-commerce : 2.944 juta US$
• Jumlah situs web E-commerce : (18.983)
Source : Goldman Sachs Investment Research
Pasar Asia ?
• Pengguna Internet : 15 juta (diluar Jepang)
• Pertumbuhan Populasi/ Penetrasi Internet : 0.9 %
• Pertumbuhan rata-rata dari pengguna internet (1997-2003) :
- Rumah : 61 %
- SME : 46 %
- Perush besar : 30 %
- Pemerintah : 46 %
- Pendidikan : 42 %
• Jumlah dari ISP : 509 (diluar Jepang)
Source : Goldman Sachs Investment Research


Model Bisnis



Bagaimana Model Bisnis E-Commerce ?
Secara umum, Model E-Commerce diklasifikasikan menjadi:
1. Bussiness to Bussiness (B2B)
2. Bussiness to Customer (B2C)
3. Untuk masa saat ini sudah ada e-commerce goverment yaitu Goverment to Business, Goverment to Contomer, dan Goverment to Govemernet.


Model-model pendapatan yang bisa diperoleh pada bisnis E-Commerce:
• Model eceran : penjualan secara langsung barang atau jasa
• Model berlangganan : pembayaran langsung akan informasi yang diperoleh
• Model beriklan : memasang banner atau iklan pada situs-situs terkenal
• Model Cybermall : kumpulan badan bisnis yang menawarkan berbagai barang dan jasa
• Model Intermediasi/ perantara : broker berbagai macam barang dan jasa

Model Bisnis B2B


1. Model Bisnis B2B
Yaitu penjualan produk / jasa antar company atau antar badan bisnis.
Karakteristik B2B
Karakteristik transaksi B2B pada umumnya :
• Penjualan barang / jasa dalam jumlah yang banyak atau borongan.
• Biasanya dengan harga yang khusus / lebih murah, karena pembelian dilakukan dengan jumlah banyak guna dijual kembali.
• Koneksi on-line antara vendor dengan pembeli.
Keuntungan B2B
Pencapaian kesempatan berkompetisi secara nyata :
• Produktivitas kerja yang besar dan postensial.
• Penghematan waktu dalam melakukan transaksi.
• Berkurangnya biaya yang harus dikeluarkan (Proses yang cepat, transparan, dan harga yang lebih murah)
Pengurangan biaya atau pengeluaran :
• Cisco System ($ 3.5 billion dalam pengurangan biaya pada tahun 1998)
• DELL Computer Corporation (over $ 1.7 million/day)

Tantangan B2B
• Data cost OSS yang kuat berbasis accounting
• Transformasi paralel dari semua orang atau budaya dalam hal proses dan teknologi
• Pembaruan adalah hal yang sangat penting
• Perundangan pemerintah
• Proses perjanjian kerja sama
• Harga dan pembayaran

Model Bisnis B2C


2. Model Bisnis B2C
Yaitu penjualan produk atau jasa antara company dengan konsumen.

Karakteristik B2C
• Penjualan secara eceran dari company/ badan bisnis langsung ke konsumen akhir
• Produk eceran yang sangat beraneka ragam
• Pembayaran secara on-line menggunakan kartu kredit
• Berbelanja dengan sangat mudah
• Usaha berpromosi dengan menggunakan penjualan silang antara produsen dengan konsumen atau dengan adanya potongan harga

Keuntungan B2C

Keuntungan bagi badan bisnis :
• Akses ke pasar global secara langsung
• Penghematan waktu dan tempat
• Pengurangan biaya yang sangat berarti
• Kesediaan penuh : 24 jam perhari dan 7 hari perminggu

Keuntungan bagi konsumen :
• Berbelanja secara on-line tidak sesulit dari apa yang biasa didapat di pasar tradisional
• Mudah dalam penggunaannya, tidak memerlukan kepandaian khusus
• Banyak pilihan yang didapat dengan mudah ditambah dengan kerahasiaan yang dijamin
• Product-on-demand ( apa yang anda perlukan akan anda dapatkan )

Tantangan B2C
• Transformasi Budaya dari tradisional ke on-line
• Memerlukan kepercayaan yang sangat tinggi
• Keterbatasan pembayaran (transaksi maksimum, keamanan dll)
• Sistem pengiriman

Model Bisnis G2C dan G2B
Model gambar Goverment to Custumer dan Goverment to Business sama sahaja dengan apa yang di senaraikan dalam pembahasan B2B dan B2C diatas. Yang membedakan hanya pada G2C iaitu dimana pada G2C, pihak Goverment keuntungan bukan faktor utama dalam G2C tetapi lebih mementingkan perkhidmatan kepada masyarakat pada umumnya. Sedang pada G2B itu sama sahaja dengan pembahasan yang B2B.
Berada dalam arus gencarnya globalisasi, demokratisasi dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) tidak dapat melepaskan kita dari tuntutan penerapan teknologi tersebut dalam meningkatkan service pemerintah kepada warganya. Salah satu sarana peningkatan service tersebut adalah electronic government (e-government).

Banyak ditemui variasi definisi e-government, tapi definisi-definisi tersebut kurang lebih sama, maka dalam makalah ini diambil diambil salah satu saja yaitu:
E-Government berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi (seperti: wide area network, internet, dan komunikasi bergerak) oleh lembaga pemerintah yang mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan hubungan Pemerintah dengan warganya, pelaku dunia usaha (bisnis), dan lembaga pemerintah lainnya. Teknologi ini dapat mempunyai tujuan yang beragam, antara lain: pemberian service pemerintahan yang lebih baik kepada warganya, peningkatan interaksi dengan dunia usaha dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui akses informasi, atau manajemen pemerintahan yang lebih efisien. Hasil yang diharapkan dapat berupa pengurangan korupsi, peningkatan transparansi, peningkatan kenyamanan, pertambahan pendapatan dan/atau pengurangan biaya.
Dari definisi tersebut dapat ditarik unsur-unsur obyek, tujuan dan alatnya sebagai terlihat pada gambar berikut:

Macam interaksi antar pelaku dalam E-Government

manfaat b2b

Era pasar bebas kian nyata menghadang di depan mata. Artinya, tantangan bagi dunia industri dan usaha tanah air akan semakin berat karena bertambahnya kompetitor baru yang berskala global, disamping para pesaing lokal yang lebih dulu ada. Hukum pasar bebas pun berlaku: siapa yang siap, dia akan menjadi pemimpin pasar. Karenanya para pelaku pasar dituntut untuk lebih kreatif dalam mengikuti perubahan iklim ekonomi global yang merupakan sebuah keniscayaan itu. Bukanlah hal yang mudah terjun ke dalam belantara pasar bebas yang penuh ketidakpastian ini. Selain strategi dan perencanaan yang matang, manuver cantik dalam merealisasikannya di lapangan merupakan satu hal yang wajib.Kawan Lama menyikapi hal ini dengan terus berpikir dan bertindak, “bagaimana bisa tetap bersaing di pasar lokal dengan pemain-pemain global”. Dan yang paling penting tanpa melupakan kepuasaan pelanggan dari seluruh jajaran internal secara solid dan kompak.Bagi kami tak ada kendala yang tanpa solusi. Banyak jalan menuju Roma, banyak jalan keluar pula untuk diterapkan. Salah satunya adalah strategi Business to Business (B2B), yaitu strategi pemasaran melalui komunikasi elektronik untuk melakukan transaksi bisnis antara dua perusahaan atau lebih. Kawan Lama dan para partner bisnisnya di dunia industri mendapat manfaat besar dari strategi B2B ini.
Tony SartonoKawan Lama Marketing Director
Salah satunya dengan meningkatnya produktifitas transaksi karena biaya transaksi termasuk proses pembelian dan biaya administrasi (surat-menyurat) menjadi hemat. Selain itu mampu meminimalisir kesalahan karena pelanggan bisa mengakses spesifikasi produk secara langsung; praktis dan efisien karena dapat dilakukan di mana saja asal ada jaringan internet; mengurangi kelebihan persediaan pelanggan, mengurangi konflik internal, serta proses transaksi yang transparan.
Selama lebih dari dua tahun, Kawan Lama telah dengan berani menerapkan strategi digital business ini karena dilandasi atas kemampuan Kawan Lama dalam: Menyediakan aneka ragam produk MRO (Maintenance,
Repair & Operation) lebih dari 60,000 jenis, pengalaman mengadakan produk dari berbagai tempat lebih dari setengah abad, memiliki merk tersendiri (KRISBOW) dengan lebih dari 7,000 jenis, mempunyai karyawan yang terlatih dan berpengalaman, jaringan penjualan di kota-kota besar di Indonesia, dan tak lupa dukungan dari para pelanggan dan mitra bisnis untuk melaksanakan GOOD CORPORATE GOVERNANCE.
Kami percaya, dengan pengalaman serta dukungan dari para pelanggan dan mitra bisnis Kawan Lama, maka B2B ini akan dapat menjadi sarana meningkatkan kepuasan pelanggan. Tetap kreatif dan sukses buat kita semua.

pengertian b2b

Disingkat B2B, merupakan jenis electronic commerce yang berisi transaksi antar dua perusahaan (entiti bisnis). Selain B2B, ada juga istilah B2C (Business To Consumer), dan C2C (Consumer To Consumer). B2B memiliki nilai transaksi yang lebih besar dari B2C ataupun C2C. Ini dikarenakan transaksi antar perusahaan biasanya dilakukan berulang-ulang dan dalam ukuran yang besar.

Senin, 28 Juli 2008

menimbang B2B

HorisontalA. B. Susanto*
Jika berbicara kemampuan bersaing perusahaan Indonesia, tidak boleh meninggalkan masalah keterkaitan diantara mereka. Menemukan bahan baku yang terbaik dan termurah, serta diserahkan tepat waktu merupakan salah satu kunci keunggulan kompetitif, yang harus dimiliki oleh para pelaku bisnis di Indonesia.

Perdagangan elektronik B2B
Kelahiran internet sangat membantu mencari pemasok yang dapat memberikan harga yang paling kompetitif melaui e-commerce B2B (business to business). Proses B2B e-commerce membutuhkan hubs, yang berperan sebagai perantara atau pencipta pasar jejaring (net market). Para perantaraini menampung ‘bangunan pasar elektronik’ sebagai tempat bagi peserta penawaran lelang dan juga mengatur semua transaksi.
Perdagangan elektronik B2B ini mempunyai dua jenis, yaitu vertikal dan horisontal dan dengan sendirinya membutuhakan dua jenis pernatara. Perantara vertikal mengatur semua transaksi yang dilakukan oleh partisipan yang berasal dari jenis industri yang sama, sementara perantara horizontal mengatur transaksi dari partisipan dari berbagai macam industri. Menciptakan perantara horisontal ini berarti juga mengumpulkan penjual dan pembeli yang luas dari berbagai macam kelompok industri untuk membeli barang.
Keberadaan perantara multi-industrial atau horisontal ini diharapkan dapat memberikan efisiensi transaksi yang baru dan standar, dan beberapa peluang bisnis di antara supply chain yang akan menguntungkan pembeli maupun penjual. Terlebih lagi, perantara B2B horisontal ini juga menjanjikan kemudahan dan mempercepat transaksi.
Membuat perantara jenis ini juga merupakan suatu bentuk pergeseran tujuan dari perusahaan-perusahaan modern, yang tidak lagi memberikan penekanan pada kompetisi. Menurut David James, perusahaan-perusahaan modern saat ini berorientasi pada misi network society, resource-sharing dan kerja sama, dan menganggapanya lebih penting daripada kompetisi.
Penekanan biaya merupakan keuntungan yang dapat diperoleh dari perantara horisontal B2B ini. Karena selain pemasok dapat menekan biaya administrasi dan customer attainment, juga perantara ini memiliki power untuk meringankan biaya pemrosesan seperti turunnya biaya transaksi.
Perantara B2B horisontal ini juga menyebabkan perampingan inventory. Ini berarti bahwa perantara ini mempengaruhi pemendekan di beberapa key supply-chain areas seperti keuangan, logistik dan lain-lain.
Di samping itu, semua transaksi melalui perantara B2B horisontal dilakukan tanpa banyak dicampuri ‘tangan’ manusia. Artinya, akan ada sedikit sekali kesalahan-kesalahan yang dibuat dalam melakukan transaksi. Lebih jauh lagi, oleh karena supply chain cukup tertutup bagi setiap partisipan, maka sedikit sekali kemungkinan terjadinya kesalahan karena supply chain dalam perantara B2B horisontal ini menjadikan mereka bagian-bagian yang terintegrasi dari proses manufaktursampai delivery.
Berkaitan dengan hubungan yang terjalin antara pemasokdan pembeli, perantara B2B horisontal menciptakan hubungan jangka panjang dan mendalam karena supplier dapat mengakses basis pelanggan yang cukup besar dan juga tercipta nilai-nilai baru di antara mereka.
Salah satu dampak negatif dari bisnis yang dilakukan melalui perantara ini adalah monopolisasi. Ini berarti keberadaan perantara ini dengan perlahan akan mematikan keberadaan para pemasokkecil karena perantara ini memiliki collective strength pada harga. Oleh karena perusahaan-perusahaan besar yang tergabung dalam perantara ini memotong cost margin sampai kepada harga yang terendah sehingga mereka akan mendominasi harga pasar. Terlebih lagi, hal ini juga menciptakan ketakutan para pemasok kecil karena mereka akan terpengaruh oleh harga yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan besar tersebut, dan celakanya, mereka tidak dapat ikut mengontrol harga.
Kemudian adanya perantara B2B horisontal ini akan memaksa para pemasok untuk berkecimpung di dalam online business. Kenyataannya, untuk mengimplementasikannya dibutuhkan dana yang tidak sedikit dan ini memberatkan para supplier kecil.
Kelemahan lainnya adalah dipertanyakannya kualitas dan reliability produk-produk tersebut, sulit untuk diperiksa. Hambatan lainnya adalah memeriksa creditworthiness dari mitra-mitra baru. Masalah ini sangat mengganjal karena situasi ini berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bisa membayar jika mereka menang lelang.
Masalah keamanan, tingginya tingkat komitmen antara perusahaan satu dengan yang lainnya dalam transaksi, trust, kejelasan struktur perantara B2B horisontal, kerahasiaan, dan standar umum juga merupakan faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan. Faktor-faktor inilah yang menjadi tantangan dari perantara B2B horisontal, yang menampung berbagai perusahaan dari industri dan budaya yang berbeda-beda.
Kohler mengatakan, kecepatan dari transaksi dan proses-proses yang menggerakkan bisnis melalui perantara horisontal B2B ini sedanga dipertanyakan.

Menimbang Untung Rugi
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan dan kerugian berbisnis melalui perantara horisontal B2B ini sama besarnya. Ini berarti bahwa perusahaan harus ekstra hati-hati untuk memutuskan bergabung dengan procurement exchanges dengan mempertimbangkan pula dampak-dampak negatif, di samping sisi positifnya. Mengukur kekuatan dan competitiveness dari perusahaan merupakan langkah terpenting.
*Managing Partner The Jakarta Consulting Group

e-commerce B2B

Onno W. Purbo

Sebagian besar e-commerce yang banyak di gembar-gemborkan umumnya merupakan e-commerce tipe B2C (bisnis to customer). Wajarlah B2C memang sebetulnya kelas bisnis yang sifatnya retail yang perlu menarik massa; tentunya wajar-wajar saja kalau teman-teman yang masuk ke bisnis B2C ini memasang iklan-iklan besar-besaran di media massa. Kadang kala teman-teman ini kurang hati-hati atau menggunakan strategi yang salah sehingga yang terjadi akhirnya lebih banyak membakar uang percuma tanpa berhasil menarik massa.

e-commerce B2B (bisnis to bisnis) merupakan pola yang jauh lebih menarik daripada e-commerce B2C. Dari berbagai research yang ada, tampak bahwa B2B menghasilkan transaksi yang jauh lebih besar daripada B2C. Nilai transaksi B2C umumnya hanya sekitar 10-20% dari pada B2B.

Kalau saya perhatikan ada dua (2) pola utama di B2B, yaitu yang berbasis komunitas & yang berbasis teknologi untuk mengeffisienkan proses transaksi. Yang pertama yang berbasis komunitas biasanya dikenal sebagai market place umumnya merupakan komunitas yang sifatnya vertikal (dari hilir ke hulu). Dalam pola ini biasanya kita masih bisa melihat aktifitas mereka di Web & biasanya merupakan pengembangan dari media online yang difokuskan pada komunitas bisnis tertentu yang mencakup strata dari hilir ke hulu. Contoh komunitas e-commerce B2B di Web dapat dilihat di yahoo (http://b2b.yahoo.com) dan yang saya paling suka adalah di verticalnet (http://www.verticalnet.com). Pola verticalnet sangat menarik sekali di situ sangat eksplisit sekali pola komunitas mereka.

Pola yang kedua adalah yang sifatnya sangat automated. Biasanya tidak terlalu terlihat di Web. Mereka melakukan e-commerce B2B sebagai kegiatan transaksi mereka sehari-hari yang dilakukan adalah mengotomasikan sistem di back-office seperti MIS & ERP agar bisa langsung bertransaksi ke mitra-mitra-nya secara effisien. Disini digunakan teknologi yang mempercepat transaksi seperti Electronic Data Interchange (EDI), yang di tunjang teknologi security seperti Secure Socket Layer (SSL), Public Key Infrastructure (PKI). Authentikasi player dilakukan melalui digital signature & certificate authority (CA). Semua ini di dokumentasikan dengan baik dalam bentuk standar yang terbuka di Internet. Biasanya pola ini dibutuhkan bagi mereka yang sering melakukan transaksi e-commerce B2B agar proses-nya menjadi effisien. Tentunya perlindungan hukumnya menjadi penting dalam bentuk cyberlaw.